Sejarah Trofi Piala Dunia – Kalau ngomongin soal Piala Dunia, pasti yang langsung terbayang adalah atmosfer meriah, pemain bintang, dan tentu saja trofi yang jadi incaran semua tim nasional.
Tapi, pernah kepikiran nggak sih kalau trofi Piala Dunia sendiri punya sejarah panjang yang nggak kalah menarik dari turnamennya?
Yup, perjalanan trofi ini ternyata penuh drama, mulai dari perubahan desain, pencurian, sampai akhirnya jadi simbol paling berharga di dunia sepak bola.
Nah, biar makin paham soal Sejarah Trofi Piala Dunia, yuk kita bahas dari awal sampai sekarang dengan santai tapi tetap informatif.
Sejarah Trofi Piala Dunia
1. Trofi Jules Rimet: Simbol Awal Kemenangan (1930–1970)
Piala Dunia pertama kali digelar pada 1930 di Uruguay, dan sang tuan rumah berhasil keluar sebagai juara setelah menaklukkan Argentina 4-2 di final. Sebagai penghargaan, Presiden FIFA saat itu, Jules Rimet, menyerahkan sebuah trofi kepada tim pemenang. A
walnya, trofi ini diberi nama Victoria yang berarti kemenangan.
Namun, pada 1946, namanya resmi diganti menjadi Trofi Jules Rimet sebagai bentuk penghormatan terhadap sang presiden FIFA.
Desain trofi ini cukup unik: berbentuk cangkir segi delapan dengan sosok bersayap yang melambangkan Dewi Nike, dewi kemenangan dalam mitologi Yunani. Trofi Jules Rimet punya perjalanan penuh cerita, apalagi saat Perang Dunia II.
Trofi ini disembunyikan oleh Italia, juara 1938, agar tidak jatuh ke tangan Nazi Jerman. Untungnya, trofi tersebut selamat dari perang.
Namun, drama terbesar terjadi di tahun 1966 ketika Inggris menjadi tuan rumah. Trofi Jules Rimet dipamerkan di London, tapi tiba-tiba dicuri oleh seseorang. Dunia geger, FIFA panik, dan polisi langsung melakukan pencarian besar-besaran.
Menariknya, trofi itu ditemukan kembali oleh seekor anjing bernama Pickles yang sedang berjalan-jalan bersama pemiliknya.
Sayangnya, pada tahun 1983, trofi ini kembali dicuri di Brasil (negara yang berhak menyimpannya secara permanen setelah menjuarai Piala Dunia tiga kali), dan hingga kini tidak pernah ditemukan lagi karena diduga telah dilebur.
Baca Juga: “Trofi Piala Dunia Terbuat dari Apa? Simak Penjelasannya!“
2. Sejarah Trofi Piala Dunia: Piala Kedua (1974–Sekarang)
Setelah Jules Rimet tidak bisa lagi digunakan, FIFA menggelar sayembara desain trofi baru. Ada lebih dari 50 proposal dari berbagai negara, tapi desain karya pematung asal Italia, Silvio Gazzaniga, yang akhirnya terpilih.
Pada tahun 1974, lahirlah FIFA World Cup Trophy, trofi yang sampai sekarang masih diperebutkan oleh negara-negara peserta Piala Dunia.
Trofi ini dibuat dari emas 18 karat dengan berat sekitar 6,142 kilogram dan tinggi 36,8 sentimeter.
Desainnya menampilkan dua sosok manusia yang sedang mengangkat bumi, melambangkan semangat global dan persatuan melalui sepak bola.
Bagian bawahnya menggunakan perunggu dengan dua cincin konsentris, menambah kesan kokoh dan elegan.
Yang menarik, trofi asli ini tidak pernah diberikan secara permanen kepada juara dunia. Setiap pemenang hanya bisa mengangkat trofi asli saat perayaan, tapi kemudian dikembalikan kepada FIFA.
Negara juara hanya mendapat replika resmi yang terbuat dari emas berlapis. Sistem ini dibuat untuk mencegah kasus pencurian seperti yang menimpa Jules Rimet.
Sejak diperkenalkan, trofi ini sudah diangkat oleh banyak negara besar seperti Jerman, Argentina, Italia, Prancis, Brasil, dan Spanyol.
Hingga sekarang, FIFA World Cup Trophy tetap jadi simbol utama supremasi sepak bola dunia, dan mungkin juga salah satu trofi olahraga paling ikonik di planet ini.
Penutup: Trofi yang Jadi Legenda
Melihat kembali perjalanan panjang Sejarah Trofi Piala Dunia, kita bisa paham bahwa piala ini bukan sekadar benda berlapis emas.
Ia menyimpan cerita, sejarah, bahkan drama yang membuatnya semakin istimewa. Dari Jules Rimet yang penuh lika-liku, sampai FIFA World Cup Trophy yang bertahan hingga kini, keduanya sama-sama melambangkan mimpi jutaan pemain dan negara di seluruh dunia.
Setiap kali Piala Dunia digelar, semua mata akan tertuju pada satu hal: siapa yang berhak mengangkat trofi itu.
Dan di situlah keindahan sepak bola, karena bukan hanya soal menang atau kalah, tapi soal mengukir sejarah di atas panggung terbesar dunia.Kalau Piala Dunia berikutnya nanti, menurutmu siapa yang bakal mengangkat trofi legendaris ini?