Pertandingan Piala Dunia Paling Brutal – Kalau ngomongin Piala Dunia, yang biasanya kebayang di kepala kita pasti momen-momen spektakuler: gol-gol indah, selebrasi penuh emosi, sampai kisah kejutan dari tim underdog.
Tapi di balik semua itu, ada juga sisi gelap yang nggak kalah bikin heboh. Yap, Piala Dunia juga punya sejarah pertandingan-pertandingan penuh drama, keras, dan kadang sampai bikin penonton geleng-geleng kepala.
Dalam tekanan kompetisi terbesar di dunia ini, emosi sering kali nggak bisa dikontrol. Ketegangan antar pemain meledak jadi benturan keras, adu fisik, bahkan adu mulut.
Wasit yang biasanya jadi pengendali permainan pun kadang harus banjir kartu, baik kuning maupun merah, demi menjaga jalannya pertandingan.
Hasilnya? Ada laga-laga yang akhirnya dikenang bukan karena keindahan sepak bolanya, tapi karena brutalnya duel di lapangan.
Nah, kali ini kita bakal bahas beberapa pertandingan Piala Dunia paling brutal sepanjang sejarah Piala Dunia
Bukan cuma soal skor akhir, tapi juga tentang kerasnya permainan, jumlah kartu yang keluar, sampai drama panas yang terjadi di lapangan.
Daftar Pertandingan Piala Dunia Paling Brutal
1. Nigeria 1-2 Italia – 5 Juli 1994
Pertandingan ini bisa dibilang salah satu yang paling panas di era 90-an. Nigeria, yang datang sebagai underdog, berhasil bikin kejutan lebih dulu lewat gol Emmanuel Amunike di babak pertama. Tim Afrika ini sempat di ambang sejarah besar, sampai akhirnya drama terjadi.
Gianfranco Zola, yang baru masuk sebagai pemain pengganti, langsung bikin masalah hanya dalam 12 menit. Dia melakukan tekel keras ke Augustine Eguavoen dan langsung diganjar kartu merah.
Zola protes keras dan ngaku nggak salah, tapi wasit tetap tegas. Meski begitu, Italia justru berhasil bangkit lewat Roberto Baggio yang mencetak gol penyeimbang di menit 88 dan gol penalti di babak tambahan.
Total ada 9 kartu kuning dan 1 kartu merah di laga ini. Brutal, tegang, dan jadi bukti kalau Piala Dunia bisa mengubah jalan cerita hanya dalam hitungan menit.
2. Pertandingan Piala Dunia Paling Brutal: Chile 1-0 Swiss – 21 Juni 2010
Laga fase grup Piala Dunia 2010 ini mungkin nggak banyak dibicarakan dari sisi skor, tapi jumlah kartu yang keluar bikin pertandingan ini masuk daftar paling brutal.
Baru menit pertama, striker Chile Humberto Suazo sudah dapat kartu kuning. Itu kayak alarm dini buat semua orang: “Siap-siap, ini bakal jadi laga keras.”
Drama makin panas di menit 31 ketika Valon Behrami dari Swiss mengangkat tangan ke wajah Arturo Vidal.
Aksi itu langsung bikin dia diganjar kartu merah, dan tim Swiss makin frustasi. Chile akhirnya memanfaatkan situasi lewat gol Mark Gonzalez di babak kedua.
Secara keseluruhan, ada 9 kartu kuning dan 1 kartu merah. Laga ini lebih banyak dihiasi peluit wasit daripada permainan indah yang biasanya kita harapkan di Piala Dunia.
3. Meksiko 0-2 Amerika Serikat – 17 Juni 2002
Rivalitas Meksiko dan Amerika Serikat memang selalu panas, dan di Piala Dunia 2002, tensinya memuncak.
Amerika keluar sebagai pemenang lewat gol Brian McBride dan Landon Donovan, tapi cerita utamanya justru ada di kerasnya permainan.
Pemain Meksiko terlihat kehilangan kontrol ketika ketinggalan. Mereka mengoleksi 7 kartu kuning sepanjang pertandingan.
Puncaknya, Rafael Marquez langsung diusir keluar lapangan karena melakukan tekel berbahaya pada Cobi Jones di menit akhir.
Total, laga ini mencatat 10 kartu kuning dan 1 kartu merah, menjadikannya salah satu pertemuan paling keras dalam sejarah rivalitas kedua negara.
4. Belanda 0-1 Spanyol – Final, 11 Juli 2010
Final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan mungkin akan selalu dikenang bukan hanya karena gol Andres Iniesta di perpanjangan waktu, tapi juga karena brutalnya laga tersebut. W
asit Howard Webb harus mengeluarkan 12 kartu kuning dan 1 kartu merah, rekor untuk sebuah final.
Salah satu momen paling ikonik tentu saja “kung fu kick” Nigel de Jong ke dada Xabi Alonso. Anehnya, de Jong cuma dapat kartu kuning padahal aksinya jelas-jelas membahayakan. Belanda akhirnya harus bermain dengan 10 orang setelah John Heitinga diusir keluar lapangan.
Johan Cruyff, legenda Belanda sendiri, sampai mengecam timnya dengan menyebut gaya permainan mereka sebagai “anti-football”.
5. Pertandingan Piala Dunia Paling Brutal: Jerman Barat 0-0 Meksiko (4-1 penalti) – 20 Juni 1986
Tuan rumah Meksiko berharap bisa melangkah jauh di turnamen ini, tapi kenyataannya justru berbeda.
Laga melawan Jerman Barat di perempat final berakhir tanpa gol, tapi tensi di lapangan begitu tinggi.
Thomas Berthold dari Jerman mendapat kartu merah setelah insiden dengan Fernando Quirarte.
Nggak lama kemudian, Javier Aguirre dari Meksiko juga ikut diusir wasit karena body-check keras pada Lothar Matthaus.
Pertandingan penuh ketegangan ini akhirnya dilanjutkan ke adu penalti, di mana Jerman keluar sebagai pemenang. Catatannya: 8 kartu kuning dan 2 kartu merah.
Baca Juga: “Pertandingan Piala Dunia dengan Kartu Merah Terbanyak“
6. Kamerun 0-2 Jerman – 11 Juni 2002
Laga fase grup ini penuh benturan keras dan keputusan kontroversial. Jerman kehilangan Carsten Ramelow akibat kartu merah di akhir babak pertama, tapi justru bangkit di babak kedua lewat gol Marco Bode dan Miroslav Klose.
Yang bikin pertandingan ini dicap brutal adalah jumlah kartu yang keluar: 12 kartu kuning dan 2 kartu merah.
Bahkan, pelatih Kamerun Winfried Schafer sempat menyalahkan kartu merah Ramelow sebagai alasan kekalahan timnya, meski kenyataannya justru sebaliknya.
7. Portugal 1-0 Belanda – 25 Juni 2006
Kalau bicara soal pertandingan Piala Dunia paling brutal, laga ini sering disebut dengan julukan “Battle of Nuremberg”. Bagaimana nggak? Pertandingan ini mencatat rekor 16 kartu kuning dan 4 kartu merah!
Referee Valentin Ivanov seolah nggak berhenti mengeluarkan kartu. Pemain-pemain yang diusir termasuk Deco dan Costinha dari Portugal, serta Khalid Boulahrouz dan Giovanni van Bronckhorst dari Belanda.
Bahkan Luis Figo sempat melakukan headbutt ke Mark van Bommel, tapi ajaibnya cuma dapat kartu kuning. Laga yang penuh chaos ini akhirnya dimenangkan Portugal lewat gol tunggal Maniche.
8. Pertandingan Piala Dunia Paling Brutal: Afrika Selatan 1-1 Denmark – 18 Juni 1998
Di atas kertas, laga fase grup ini seharusnya berjalan biasa-biasa saja. Tapi kenyataannya? Sangat jauh dari kata tenang.
Pertandingan berakhir imbang 1-1, tapi penuh insiden keras yang bikin laga ini masuk daftar brutal.
Tiga kartu merah keluar di pertandingan ini. Miklos Molnar dari Denmark dan Alfred Phiri dari Afrika Selatan diusir hampir bersamaan.
Lalu, Morten Wieghorst juga ikut kena kartu merah di menit akhir. Tambahkan 7 kartu kuning, dan hasilnya pertandingan ini lebih mirip adu fisik daripada duel sepak bola.
9. Belanda 2-2 Argentina (Argentina menang penalti 4-3) – 9 Desember 2022
Terakhir, ini dia pertandingan Piala Dunia paling brutal dalam sejarah menurut catatan FIFA. Laga perempat final antara Belanda dan Argentina di Qatar 2022 penuh drama luar biasa. Argentina unggul 2-0 lebih dulu, tapi Belanda berhasil menyamakan kedudukan lewat dua gol Wout Weghorst di menit-menit akhir.
Pertandingan makin panas di babak tambahan, dengan kedua tim terus adu fisik. Total ada 16 kartu kuning dan 1 kartu merah, menjadikannya pertandingan dengan kartu terbanyak dalam sejarah Piala Dunia.
Setelah Argentina menang lewat adu penalti, keributan masih berlanjut. Denzel Dumfries bahkan dapat kartu merah setelah laga selesai karena ikut ribut dengan para pemain Argentina.
Penutup
Itulah daftar pertandingan Piala Dunia paling brutal yang bakal selalu dikenang dalam sejarah.
Dari “kung fu kick” Nigel de Jong sampai “Battle of Nuremberg” yang penuh kartu, semua ini jadi bukti kalau tekanan di Piala Dunia bisa bikin pemain kehilangan kendali.
Sepak bola memang penuh emosi. Kadang kita disuguhkan permainan indah, kadang juga drama panas yang bikin heboh seluruh dunia.
Jadi, kalau nanti kamu nonton Piala Dunia berikutnya, jangan kaget kalau ada lagi pertandingan yang masuk daftar brutal.
Karena pada akhirnya, inilah Piala Dunia: turnamen yang penuh kejutan, cerita, dan emosi yang meluap-luap.Mau tahu pertandingan mana lagi yang pantas disebut brutal tapi belum masuk daftar ini? Bisa jadi kita akan melihatnya di edisi mendatang.