Pemain yang Cetak Gol di Dua Final Piala Dunia

Pemain yang Cetak Gol di Dua Final Piala Dunia

Pemain yang Cetak Gol di Dua Final Piala Dunia – Mencetak gol di ajang Piala Dunia saja sudah jadi pencapaian besar bagi seorang pesepakbola. 

Apalagi jika gol itu terjadi di partai final, momen paling krusial dan paling bergengsi dalam karier seorang pemain. 

Hanya sedikit pemain yang beruntung bisa merasakan sensasi mencetak gol di final Piala Dunia. Namun, lebih langka lagi ada pemain yang berhasil melakukannya di dua final berbeda.

Sejarah panjang Piala Dunia mencatat hanya segelintir nama yang mampu menorehkan prestasi istimewa ini. 

Mulai dari era klasik di tahun 1950-an hingga era modern, daftar ini diisi oleh legenda-legenda besar yang jejaknya sulit ditandingi. 

Yuk, kita ulas siapa saja pemain yang cetak gol di dua final Piala Dunia beserta latar belakang setiap gol bersejarah mereka.

Daftar Pemain yang Cetak Gol di Dua Final Piala Dunia

1. Vava – Piala Dunia 1958 dan 1962

Vava menjadi pionir dalam sejarah Piala Dunia sebagai pemain pertama yang sukses mencetak gol di dua partai final berbeda. 

Namanya mungkin tidak sepopuler Pele, tetapi kontribusinya bagi Brasil di dua era emas tidak bisa dilupakan.

Di final Piala Dunia 1958, Brasil menghadapi tuan rumah Swedia. Laga itu menjadi titik awal kebangkitan sepak bola Brasil di panggung dunia. 

Vava mencetak dua gol penting dalam kemenangan 5-2, di mana salah satunya membuka jalan bagi timnya untuk mendominasi pertandingan. 

Empat tahun berselang, di final 1962 melawan Cekoslovakia, Vava kembali menunjukkan insting predatornya dengan mencetak gol yang memastikan kemenangan 3-1.

Dengan torehan itu, Vava bukan hanya membantu Brasil meraih dua gelar beruntun, tapi juga menorehkan namanya dalam buku sejarah sepak bola dunia.

2. Pemain yang Cetak Gol di Dua Final Piala Dunia: Pele – Piala Dunia 1958 dan 1970

Nama Pele tentu tak bisa dipisahkan dari cerita kejayaan Brasil. Ia bukan hanya ikon sepak bola negeri Samba, tapi juga salah satu legenda terbesar sepanjang masa. Pele bergabung dalam daftar ini setelah mencetak gol di dua final Piala Dunia berbeda.

Di Piala Dunia 1958, Pele yang saat itu masih remaja mencetak dua gol ke gawang Swedia di laga final. 

Gol-gol itu menjadi bukti lahirnya bintang besar yang kemudian dikenal sebagai “O Rei” alias Sang Raja. 

Lalu, di Piala Dunia 1970, Pele kembali unjuk gigi. Kali ini ia membuka kemenangan Brasil atas Italia dengan sundulan brilian di menit ke-18.

Gol itu menjadi awal dari pesta Brasil yang berakhir dengan skor 4-1, sekaligus mempersembahkan trofi ketiga bagi negaranya. 

Pele pun tercatat sebagai pemain yang mengawali dan menutup era keemasan Brasil dengan gol di partai puncak.

3. Paul Breitner – Piala Dunia 1974 dan 1982

Dari Brasil, kita bergeser ke Eropa. Paul Breitner, gelandang elegan asal Jerman Barat, juga berhasil menorehkan namanya di daftar istimewa ini. Ia menjadi pemain ketiga dalam sejarah yang mampu mencetak gol di dua final Piala Dunia berbeda.

Di final 1974 melawan Belanda, Breitner menunjukkan mental baja saat ditunjuk mengeksekusi penalti. 

Tendangannya sukses menjebol gawang Jan Jongbloed, membuat skor imbang 1-1 sebelum akhirnya Jerman Barat menang 2-1 dan mengangkat trofi. 

Delapan tahun kemudian, di Piala Dunia 1982, Breitner kembali mencetak gol di final. Sayangnya, golnya kali ini hanya menjadi hiburan ketika Jerman kalah 1-3 dari Italia.

Meskipun tidak selalu berakhir dengan trofi, fakta bahwa ia mampu konsisten mencetak gol di dua final berbeda tetap membuat namanya masuk dalam jajaran elite sejarah sepak bola.

Baca Juga: “Pencetak Hattrick di Piala Dunia dari Masa ke Masa

4. Zinedine Zidane – Piala Dunia 1998 dan 2006

Zinedine Zidane adalah maestro lini tengah yang selalu tampil di panggung besar. Final Piala Dunia 1998 menjadi puncak kariernya bersama Timnas Prancis. 

Menghadapi Brasil yang saat itu digadang-gadang sebagai favorit juara, Zidane tampil luar biasa dengan mencetak dua gol sundulan mematikan. Prancis pun meraih kemenangan bersejarah 3-0 di kandang sendiri.

Delapan tahun kemudian, Zidane kembali mencatatkan namanya di papan skor pada final Piala Dunia 2006 melawan Italia. 

Ia mencetak gol lewat eksekusi penalti dengan gaya panenka yang ikonik. Sayangnya, meski sempat membawa Prancis unggul, cerita indah itu berakhir pahit karena Italia menang lewat adu penalti setelah skor 1-1 bertahan hingga perpanjangan waktu.

Meski berakhir tragis dengan kartu merah di laga final 2006, Zidane tetap dikenang sebagai salah satu pemain besar yang sukses mencetak gol di dua final berbeda.

5. Kylian Mbappe – Piala Dunia 2018 dan 2022

Yang terbaru, generasi modern punya Kylian Mbappe. Bintang muda Prancis ini sudah mengukir sejarah besar di usianya yang masih sangat muda. 

Di final Piala Dunia 2018, Mbappe mencetak gol keempat Prancis dalam kemenangan 4-2 atas Kroasia. 

Gol itu membuatnya menjadi pemain remaja kedua setelah Pele yang mampu mencetak gol di final Piala Dunia.

Empat tahun kemudian, di final 2022 melawan Argentina, Mbappe tampil fenomenal meski timnya kalah. 

Ia mencetak hattrick bersejarah, menjebol gawang Emiliano Martinez di menit ke-80 lewat penalti, lalu gol spektakuler di menit ke-81, serta gol lagi dari titik putih di perpanjangan waktu.

Meski Prancis kalah lewat adu penalti, performa Mbappe di final itu membuatnya tercatat sebagai pemain pertama yang mencetak tiga gol di partai final Piala Dunia.

Dengan usianya yang masih muda, bukan tidak mungkin Mbappe akan kembali menambah catatan sejarahnya di edisi-edisi berikutnya.

Itulah deretan pemain yang cetak gol di dua final Piala Dunia. Dari Vava yang jadi pionir, Pele yang menutup era emas Brasil, Paul Breitner dengan konsistensinya, Zidane yang tampil elegan, hingga Mbappe yang menorehkan rekor di era modern.

Pencapaian mereka menunjukkan betapa sulitnya tampil konsisten di panggung terbesar sepak bola dunia. 

Tak hanya soal bakat, tapi juga mental baja untuk tetap bersinar di momen paling menentukan. Jadi, siapa tahu di masa depan daftar ini akan bertambah lagi dengan nama-nama baru yang mampu menorehkan sejarah serupa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *