Format Piala Dunia dari Masa ke Masa – Kalau bicara soal Piala Dunia, biasanya yang langsung terlintas di pikiran banyak orang adalah pemain bintang, gol-gol spektakuler, atau drama di lapangan hijau.
Tapi sebenarnya ada satu hal lain yang nggak kalah penting untuk dibahas, yaitu format Piala Dunia dari masa ke masa.
Kenapa penting? Karena format inilah yang menentukan bagaimana turnamen berjalan, berapa banyak tim yang ikut, sampai bagaimana jalannya fase gugur.
Seiring perjalanan waktu, FIFA beberapa kali mengutak-atik format ini dengan alasan memperluas partisipasi, menambah daya tarik, hingga menyesuaikan dengan perkembangan sepak bola dunia.
Nah, sebelum kita menyambut edisi 2026 yang bakal menghadirkan 48 negara peserta, yuk kita mundur ke belakang buat melihat sejarah perubahan format Piala Dunia dari masa ke masa.
Evolusi Format Piala Dunia dari Masa ke Masa
1. Piala Dunia 1930: Awal Mula Turnamen
Edisi perdana Piala Dunia digelar di Uruguay pada tahun 1930. Saat itu hanya ada 13 negara peserta yang datang, sebagian besar dari benua Amerika dan hanya segelintir dari Eropa.
Format yang dipakai cukup sederhana: dibagi ke dalam empat grup, dan hanya juara grup yang bisa melaju ke semifinal.
Tidak ada babak perempat final, jadi langsung menuju semifinal lalu final. Bisa dibilang format ini masih eksperimental karena FIFA sendiri belum tahu sebesar apa animo publik terhadap ajang baru ini.
2. Piala Dunia 1934: Mulai Sistem Gugur Penuh
Ketika Italia jadi tuan rumah di 1934, format turnamen langsung berubah drastis. Jumlah peserta naik jadi 16 negara, dan untuk pertama kalinya sistem gugur penuh diterapkan. Tidak ada fase grup sama sekali. Jadi begitu sebuah tim kalah, langsung tersingkir.
Sistem ini dianggap lebih menegangkan, tapi di sisi lain dinilai kurang adil karena tim bisa langsung pulang setelah hanya satu kali bertanding.
3. Piala Dunia 1938: Masih Andalkan Sistem Gugur
Prancis menjadi tuan rumah edisi 1938, dan FIFA memutuskan untuk tetap mempertahankan format gugur penuh.
Lagi-lagi, hanya tim yang menang yang bisa lanjut, dan begitu kalah, selesai sudah perjalanan mereka.
Format ini berjalan hingga pecahnya Perang Dunia II, yang menyebabkan Piala Dunia terhenti sementara.
Baca Juga: “Format Baru Piala Dunia 2026: Lebih Banyak Tim, Lebih Seru“
4. Piala Dunia 1950: Format Unik ala Brasil
Turnamen kembali bergulir di Brasil pada 1950 setelah 12 tahun vakum. Menariknya, format yang dipakai kali ini berbeda.
Setelah fase grup pertama, bukannya melanjutkan ke sistem gugur, empat tim terbaik justru dikumpulkan dalam sebuah grup final. Tim-tim tersebut saling berhadapan, dan pemenang grup otomatis jadi juara dunia.
Inilah alasan kenapa laga Brasil vs Uruguay yang legendaris di Rio de Janeiro disebut sebagai “final”, padahal sebenarnya itu hanyalah laga penentuan di grup terakhir.
5. Piala Dunia 1954 hingga 1970: Grup Lalu Knock-Out
Mulai tahun 1954 di Swiss hingga edisi 1970 di Meksiko, FIFA menemukan pola yang lebih seimbang: ada fase grup lebih dulu, kemudian baru lanjut ke sistem gugur.
Format ini terasa lebih adil karena setiap tim punya kesempatan bertanding lebih dari satu kali sebelum dipulangkan.
Babak perempat final dan semifinal mulai diterapkan secara konsisten di era ini, membuat struktur turnamen semakin rapi.
6. Piala Dunia 1974 hingga 1982: Dua Fase Grup
Perubahan kembali terjadi di edisi 1974 (Jerman Barat). FIFA menambahkan fase grup kedua setelah babak grup pertama.
Jadi, alih-alih langsung menuju perempat final, dua tim teratas dari setiap grup di fase pertama dipertemukan lagi dalam grup baru dan hanya juara grup di fase kedua yang bisa masuk ke final.
Sistem ini dipakai hingga 1982 di Spanyol, sebelum akhirnya dianggap terlalu rumit dan membosankan bagi penonton.
7. Piala Dunia 1986 hingga 1994: Hadirnya Babak 16 Besar
Mulai tahun 1986 di Meksiko, FIFA memperkenalkan sistem yang lebih familiar bagi kita sekarang. Jumlah peserta bertambah menjadi 24 tim, dibagi ke dalam enam grup.
Dua tim teratas dari setiap grup otomatis lolos, ditambah dengan empat tim peringkat ketiga terbaik.
Dari situ, lahirlah babak 16 besar yang jadi bagian permanen dari turnamen hingga sekarang. Format ini dianggap berhasil karena membuat turnamen lebih seru dan kompetitif.
8. Piala Dunia 1998 hingga 2022: 32 Negara Jadi Standar Baru
Mulai tahun 1998 di Prancis, jumlah peserta kembali ditambah menjadi 32 negara. Inilah format yang paling lama bertahan hingga edisi 2022 di Qatar. Turnamen dibagi ke dalam delapan grup, masing-masing berisi empat tim.
Dua tim teratas lolos ke fase gugur, mulai dari babak 16 besar, perempat final, semifinal, hingga final.
Format ini dianggap paling ideal karena cukup inklusif, tapi tetap menjaga kualitas kompetisi. Banyak momen klasik Piala Dunia yang lahir dari periode ini.
Penutup: Menyongsong Format Baru 2026
Seperti yang kita tahu, FIFA sudah resmi mengumumkan bahwa Piala Dunia 2026 akan diikuti oleh 48 negara.
Format ini tentu akan membawa dinamika baru, baik dari sisi jumlah pertandingan maupun strategi tim.
Akan ada lebih banyak negara yang merasakan atmosfer Piala Dunia, dan lebih banyak pula kisah tak terduga yang mungkin tercipta.
Melihat perjalanan panjang format Piala Dunia dari masa ke masa, jelas bahwa turnamen ini selalu berkembang mengikuti zaman.
Dari hanya 13 tim di Uruguay hingga 48 tim di 2026 nanti, Piala Dunia terus bertransformasi menjadi lebih besar, lebih meriah, dan makin mendunia.
Jadi, siap-siap saja karena ajang 2026 dijamin bakal terasa sangat berbeda dari edisi sebelumnya.
Mau tahu, format baru ini bakal bikin Piala Dunia lebih seru atau justru terlalu panjang? Itu baru bisa kita buktikan tiga tahun lagi.